Film

#UlasanFilm: A Copy Of My Mind & Talak 3

20160213_223017

Apa? 2 film dijadiin satu ulasan?

Jangan serakah gitu dong din, masa 2 film sekaligus!

Weitsss, bukannya serakah. Tapi 2 film ini adalah film yang kemarin aku tonton, dalam selisih waktu kurang dari 3 jam setelah film pertama selesai. Yup, udah lama nggak nonton film ala marathon gini.

Balik kantor kemarin, aku iseng-iseng ngajakin uni Rini untuk nonton ke Bioskop. Niatnya cuma mau nonton A Copy of My Mind, film yang berhasil mendapatkan beberapa penghargaan dan udah aku incar sejak beberapa bulan lalu. Tapi aku kegoda sama film Talak 3. Jadilah aku dilema mau nonton yang mana.

Jam udah menunjukkan pukul 13.30 WIB ketika kami keluar kantor. Pilihannya ada 2. Kalau keburu, maka film yang akan kami tonton adalah A Copy of My Mind (karena ini lebih baru di Bioskop daripada Talak 3). Tapi kalau sampai di Citraland pas-pasan, maka kami akan beralih nonton Talak 3 yang jam mulainya lebih lama daripada A Copy of My Mind.

Tepat pukul 14.15 kami sampai didepan Mbak penjual tiket Bioskop.

Lalu diperjalanan pulang dari Citraland, terbesit ide untuk menonton film lagi di CBD Ciledug yang dekat rumah. Hasilnya, marathon film kali ini berjalan sukses meskipun kami selalu sampai di depan penjual tiket tepat 10 menit sebelum film dimulai.

***
A_Copy_of_My_Mind

A Copy of My Mind

Kesan pertama tentang film ini adalah… Membumi!

Kenapa aku bilang membumi. Karena semuanya terlihat amat sangat natural dan apa adanya. Dari lokasi, karakter, bahkan sampai wajah pemainnya juga alami banget.

Jangan bayangin ada adegan wanita dan pria cakep kaya raya disini. Nggak ada!

A Copy of My Mind bercerita tentang seorang wanita bernama Sari yang kesehariannya bekerja di salon kalangan menengah ke bawah di Jakarta. Hidup Sari itu datar dan monoton. Bangun tidur ketika adzan subuh, antri mandi karena ia tinggal di kosan kecil yang hanya memilik 10 toilet dengan 100 kamar, berangkat kerja naik angkutan metro mini, kerja di salon alias jadi tukang facial, balik kerja mampir ke tukang dvd bajakan, pulang kerja makan mie instan sambil nonton dvd, begitu seterusnya hingga bertemu pagi lagi.

Lalu semua berubah ketika Sari datang ke tukang dvd untuk menukar kaset karena menurutnya subtitle di kaset tersebut tidak bagus. Disitulah Sari bertemu dengan Alek, pria yang bekerja sebagai penerjemah film untuk dvd bajakan.

Alek yang memergoki Sari mencuri kaset mengancam akan berteriak kalau Sari tidak ikut ke kosan Alek. Dengan terpaksa Sari menurut, dan ternyata kosan Alek ini selalu menjadi tempat favoritnya ketika pulang bekerja.

Sari dan Alek kemudian saling jatuh cinta. Mereka berdua menghabiskan waktu bersama, saling bercerita tentang segalanya, bahkan hubungan mereka menjadi semakin intim dan… panas.

Masalah muncul ketika Sari bosan dengan salon tempatnya bekerja. Diam-diam ia melamar pekerjaan di salon lain yang lebih berkelas. Ia pun diterima dan pindah dari salon lama. Tetapi dengan sifatnya yang nggak sabaran, ia berkata pada manager salon agar segera diizinkan untuk menangani pelanggan, padahal masa trainingnya belum selesai. Lalu ia diberi tugas untuk pergi ke satu tempat untuk menangani satu pelanggan “spesial”.

Sari kembali mencuri dvd dari tempat tersebut, namun karena sudah pernah ketahuan oleh Alek, maka Sari menyembunyikannya ditempat rahasia ketika pelanggan itu memeriksa tas milik Sari.

Ternyata, dvd itu berisi rekaman adegan yang berkaitan dengan kasus pelanggan tersebut. Alek bilang, Sari cukup diam dan jangan bilang ke siapapun bahwa Sari menyimpan kaset itu. Sari dengan polosnya ingin mengembalikan kaset tersebut. Sayangnya semua cara yang dilakukan tidak berhasil. Hingga di suatu malam, ketika Alek datang ke kosan Sari untuk mengambil pakaian (karena ia merasa bahwa kondisi Sari tidak aman jika kembali ke kosan), sesuatu terjadi pada Alek.

Alek pun menghilang, tanpa jejak.

Film yang membumi kan?

Aku suka wajah Tara Basro yang tampil tanpa riasan sama sekali. Pakaiannya juga itu-itu aja, ketahuan banget kalau Sari ini nggak berduit. Karakter Sari yang biasa-biasa aja. Bukan orang yang baik banget, ataupun bukan juga orang jahat.

Ada adegan dimana sesudah Alek menghilang, Sari yang tinggal di kosan Alek mengambil alih tugas Alek, yaitu membeli makanan di warteg untuk Bude pemilik kosan Alek yang terlantar (tanpa ada anak yang mengurus). Adegan yang sederhana sih, tapi aku suka. Meskipun Sari sedang kalut, ia tetap ingat kebiasaan Alex. Juga adegan ketika Sari membayangkan pelukan Alek dibawah sinar matahari. Adegan itu keliatan cantik abis. Sinar matahari berpadu dengan khayalan karena rasa rindu dan sedih yang amat sangat.

Oke, menurutku film A Copy of My Mind bisa dimasukkan kedalam daftar film untuk di tonton (ya biarpun pas nonton film ini aku sempet ketiduran selama 10 menit). Cerita film yang sederhana dan akan bikin kita mengerti tentang kehidupan lain di Jakarta. Tapi jangan pernah bawa anak dibawah umur ketika nonton film ini ya, nggak baik 😀

***

talak3

Talak 3

Begitu iklan habis dan tulisan peringatan bahwa film akan dimulai selesai, aku jamin kamu bakalan ngakak lihat film ini. Film yang amat sangat menghibur dan memiliki tingkat kekocakan yang tinggi.

Risa dan Bagas adalah pasangan muda yang bercerai karena ada pihak ketiga diantara mereka. Sayangnya mereka harus memutar otak untuk membayar tunggakan cicilan rumah yang jika tidak segera dibayar akan disita oleh pihak Bank.

Ditengah kebingungan mereka, ada tawaran untuk sebuah project yang memiliki keuntungan besar, dengan syarat harus dikerjakan oleh mereka berdua. Karena Bagas terlalu lama mengambil keputusan, mereka berdua nyaris ditolak dari project tersebut. Hingga akhirnya mereka mengambil keputusan untuk membuat konsep baru, sesuai dengan jalan cerita mereka berdua, yaitu kembali rujuk.

Mereka berdua saling jatuh cinta dan berniat untuk menikah lagi. Tapi sayangnya Bagas lupa bahwa ia telah mengajukan Talak 3 untuk Risa. Yang artinya harus melalui proses Muhalil, yaitu wanita harus menikah dengan pria lain kemudian cerai dengan pria tersebut, barulah Bagas dapat menikahi Risa lagi.

Dengan waktu yang singkat, Bagas memikirkan cara agar dapat menikah dengan Risa, yaitu dengan meminta bantuan berupa “jalan pintas” dari pihak KUA setempat. Rencana pertama pun gagal karena pihak KUA tidak menerima suap. Lalu cara kedua, dengan berganti identitas. Sayangnya ketika mereka sudah mempersiapkan semuanya dan pergi ke KUA untuk menikah dengan identitas baru, kegagalan kembali menghampiri.

Semua kegagalan dikarenakan oleh sosok Pak Basuki yang anti suap dan selalu berusaha menjauhkan semua rekan kerjanya dari lingkaran api neraka (ini seriusan bahasa di filmnya emang begini :D)

Cara ketiga, dengan mencarikan suami kontrak untuk Risa. Dari yang namanya pria mesum sampai teman sekolah Risa yang ternyata seorang penipu. Maka terbesitlah satu nama terakhir untuk mengatasi masalah ini, Bimo.

Karena merasa kasihan dan luluh dengan permintaan Risa, Bimo akhirnya setuju untuk membantu mereka berdua. Rencana diawali dengan mengambil hati Bude Risa agar diizinkan untuk menikah. Bimo dan Risa melakukan sebuah perjalanan demi membeli jadah tempe, makanan yang memiliki kenangan tersendiri bagi Bude.

Satu perjalanan yang manis.

Risa dan Bimo saling tertawa, bercerita dan mengingat tentang masa kecil mereka. Betapa sejak dulu Bimo selalu melindungi Risa dan ternyata memiliki rasa lebih dari sekedar sahabat untuk Risa.

Ketika Risa tahu, ia menjadi goyah dan tidak ingin melanjutkan rencana yang dibuat oleh Bagas. Bagas pun marah dan bertindak kasar pada Risa dan Bimo. Ditengah permasalahan yang terjadi, Risa menjadi bingung harus memilih siapa diantara mereka berdua.

Pada akhirnya, semua harus berdamai. Karena cara yang paling benar dalam mencintai adalah dengan mengikhlaskan sesuatu, karena tahu bahwa sesuatu itu memang yang terbaik.

Film yang berhasil bikin aku nggak tidur ini emang luar biasa lucu. Adegan komedinya dapet, marahnya dapet, sedihnya dapet.

Oke, semuanya pasti setuju kalau akting para pemain disini bagus luar biasa. Siapa sih yang nggak kenal Vino, Reza dan kembaran aku Bella? Mereka bertiga ketemu didalam satu film, kelar semua urusan 😀

Aku suka sama karakter antagonis Bagas yang gegabah dan selalu merasa benar. Sifatnya ini cenderung memanfaatkan orang lain dan kasar. Rasanya jadi mikir, sedih juga ya kalau sampai nikah sama orang kayak Bagas (amit amit, amit amit). Emang sih ganteng, tapi kan…

Berbeda dengan Bagas, Bimo lebih pendiam dan nggak banyak ekspresi, kalem. Semua pekerjaan bisa diselesaikan oleh Bimo dan menjadi teman curhat yang oke. Sayangnya Bimo selalu memendam perasaan, jadi sekalinya bicara kencang maka ia akan merasa bersalah sendiri.

Risa, wanita yang cerdas namun cenderung bandel saat masih sekolah dulu. Risa juga setuju ketika Bagas merencanakan semuanya untuk pernikahan kedua mereka. Cenderung penurut dan lemah lembut. Risa dengan kelemahannya tidak bisa mengatakan kepada Bagas ketika ia membatalkan rencana nikah kontrak dengan Bimo, dikarenakan semua rasa cinta Bimo untuknya bukanlah hal yang mudah untuk Risa ceritakan kepada orang lain.

Film ini juga berhasil bikin aku meleleh karena… Pemandangan Jogja yang cantik banget!!! Tentang kota Jogja yang padat, pantai dengan tebing yang kece, juga adegan perjalanan membeli jadah tempe yang entah kenapa terasa cantik banget buatku.

Kemudian aku jadi baper, jadi pengen merem terus pas buka mata, cling! Ada di Jogja. Tapi nggak mungkin juga lah ya langsung pindah tempat begitu 😦

***

Dan sekian ulasan film ala dini.

Keduanya bagus, keduanya punya kelebihan masing-masing dalam kadar yang berbeda. Keduanya wajib di tonton! Ini serius, kedua film ini emang bikin penasaran sejak muncul di daftar Coming Soon Bioskop terdekat. Berhubung udah tayang semua, nggak ada salahnya kalau ngeluangin waktu untuk nonton.

Tapi sayangnya, kedua film ini sama-sama sepi penonton. Mungkin yang lain pada nonton film Deadpool atau sejenisnya. Pengen juga sih nonton itu, tapi kadar ngantukku meningkat 50% kalau nonton film luar negeri di Bioskop. Yups, itu semua karena aku ngantuk ketika baca subtitle.

Oke, malah curhat.

Jadi, kapan kamu mau nonton film-film Indonesia yang super kece ini di Bioskop? Kalau aku sih udah 🙂

11 thoughts on “#UlasanFilm: A Copy Of My Mind & Talak 3

  1. Lah mbak dini kapan nikahnya? kok udah talak 3? *komenpalingnyambung…

    aku udah lama enggak nonton film indo, terakhir nonton the raid 2 😀 Eh, film Siti udah nonton? banyak yang ngulas filmnya bagus…

    Like

    1. Hiksss, dinikahin aja beloman mas, belom 😥
      Film Siti belum nonton, belum ada di bioskop terdekat (kalo ke TIM males jauh). Film Siti juga masuk kedalam daftar untuk di tonton, nanti tapi kalo udah muncul 😀

      Like

Leave a comment